Selasa, 19 Juni 2012

Pengertian Harapan

Teori Dasar :
Harapan adalah keyakinan emosional pada kemungkinan hasil positif yang berhubungan dengan kejadian dan keadaan hidup. Harapan membutuhkan tingkat ketekunan yaitu percaya bahwa sesuatu itu mungkin terjadi bahkan ketika ada indikasi sebaliknya. Rasa keyakinan dalam pengertian ini sangat dekat dengan makna yang diberikan kepada iman.

Contoh termasuk harapan yaitu berharap untuk mendapatkan kaya, berharap seseorang yang sembuh dari penyakit, atau berharap bahwa seseorang memiliki perasaan timbal balik cinta.




Artikel :

Jembatan Harapan


Sore itu perasaan Gedok sedang sangat kelam. Sepulang dari kerja ia langsung menyelonong masuk ke rumah dan berbaring di ranjangnya. Bagaimana perasaannya tidak kelam, dia sedang menanggung hutang ratusan juta rupiah!?!

Setahun yang lalu dia meminjam uang kepada beberapa relasi dekatnya. Bunga dari pinjaman tersebut dibayarkan setiap tiga bulan sekali. Gedok menggunakan uang tersebut untuk membuka sebuah cafe. Bisnisnya berjalan lancar sekali, pengunjung cafe tersebut semakin banyak dan dia terus menambah fasilitas cafe-nya untuk menarik pengunjung lebih banyak lagi.

“Saat ini uang laba masih saya putar untuk mengembangkan cafe.” kata Gedok pada temannya yang waktu itu bertanya mengapa Gedok tidak membeli mobil. Tapi tiba-tiba sebulan yang lalu cafe itu terbakar habis. Ludes semua! Bahkan Gedok masih harus membayar beberapa perabot yang baru saja diantarkan minggu sebelumnya. Gedok panik dan takut tidak bisa membayar hutangnya pada kerabatnya. “Tidak enak hati. Tapi saya harus katakan saya belum bisa membayar hutang-hutang saya. Entah kapan bisa membayarnya, saya sama sekali tidak punya uang!” panik Gedok dalam hati.

Gedok adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan asing. Gajinya sedang-sedang saja, justru karena itulah ia membuka bisnis cafe untuk meningkatkan taraf hidupnya. Tapi ternyata musibah kebakaran itu terjadi. Rasa gundah tentang bagaimana caranya bisa membayar hutang-hutangnya menghantui setiap menit hari-harinya. Menyiksa! Bahkan niatan bunuh diri sempat terlintas di benaknya. Dalam keadaan setengah tidur dan setengah sadar, Gedok merasakan dirinya berada di sebuah pantai yag indah. “Sungguh, padahal saya waktu itu sedang tidur-tiduran di ranjang saya!” cerita Gedok pada pacarnya. “Saya berdiri membelakangi lautan yang sedang tenang di suasana sore hari yang teduh.

Tiba-tiba di hadapan saya berdiri banyak orang dalam formasi setengah lingkaran. Mereka terlihat begitu damai dan berwibawa. Ada yang memakai jubah putih panjang dengan jenggot dan rambut putih, ada yang memakai jas seperti seragam jenderal, ada wanita yang seperti peri, pokoknya mereka terlihat seperti malaikat yang ada di film-film! Dan mereka semua memandangi saya dengan senyum yang kalau kamu lihat akan membuat kamu damai.” lanjut cerita Gedok pada pacarnya. Gedok mengatakan seolah mereka sudah mengetahui permasalahan yang terjadi dalam hidup Gedok. Kemudian mereka berkata pada Gedok sambil menunjuk ke arah kanan atas, “Lihatlah ke lembah impian yang tercapai…” Lalu Gedok melihat ke sisi kirinya, “Di atas lembah di sebelah kiri langsung muncul gambaran film. Dan yang menjadi layarnya yang lebar itu adalah langit biru yang teduh.

Di film itu saya melihat saya sedang duduk di sebuah kantor. Mereka berkata – “Itulah kamu sedang berada di kantor pribadi kamu. Kamu adalah pemilik beberapa cabang cafe yang tersebar di seluruh kota.” – Saya bilang ke mereka boro-boro saya menjadi pemilik perusahaan itu, toh sekarang saya sedang dililit hutang dan tidak tahu kapan bisa membayarnya.” Kemudian para malaikat itu menunjukkan gambar-gambar lainnya. “Lalu saya melihat kamu di layar itu. Kamu sedang mengajar di hadapan para mahasiswa. Kamu terlihat sangat percaya diri dan menguasai materi yang kamu bawakan. Setelah itu saya melihat gambar ayah yang sedang mengawasi sebuah supermarket. Kemudian ada gambar ibu tapi tubuh ibu terlihat begitu langsing dan dia sedang mengelola sebuah restoran.”

Para malaikat mengatakan, “Itulah masa depan kalian, impian yang tercapai.” Gedok menjawab, “Tapi sekarang ayah saya hanya memiliki toko sederhana. Tiap malam ia hanya menonton TV dan tertidur di sofa sampai acara TV selesai. Ibu saya gemuk lagipula ia hanya ibu rumah tangga yang sekali-kali membantu ayah di toko. Sedangkan saya saat ini sedang terlilit hutang, entah bisa bangkit atau tidak. Mana mungkin itu adalah masa depan kami?” Tiba-tiba muncul sebuah pijakan di depan Gedok diikuti siluet jembatan melengkung yang mengarah ke lembah impian yang tercapai. “Kebanyakan dari kalian tidak pernah melanjutkan hidup. Kalian hanya terpaku di tempat. Atau bahkan kalian membuat jembatan ke arah yang berlawanan. Ayah dan ibu kamu membangun jembatan ke arah yang berlawanan.

Coba kamu renungkan apa yang mereka selalu utarakan?” tanya salah seorang malaikat berjenggot putih pada Gedok. “Ayah sering bilang rejeki sudah dipatok dan mustahil dia menjadi kaya karena orang tuanya dulu pun mengatakan hal yang sama.” Lalu muncul gambaran ayahnya di samping Gedok dengan pijakan-pijakan jembatan yang mengarah ke arah sebaliknya. “Kamu lihat kan, pikiran dan ucapan ayah kamu membuat jembatan ke arah yang berlawanan? Begitu juga yang terjadi dengan ibumu, dia tidak pernah mengembangkan potensinya. Makanya jembatan mereka mengantar mereka ke kehidupan sekarang ini, bukan ke masa depan yang semestinya menjadi potensi mereka.

Sedangkan kamu hanya terpaku di tempatmu saja. “Bagaimana lagi? Saya sudah tidak tahu lagi harus ngapain. Sudah ludes semua!”. “Buatlah harapan. Harapan akan membuat kamu tetap hidup. Saat ini apa yang paling kamu harapkan?” “Saya hanya berharap saya bisa berbicara dengan baik-baik dengan kerabat saya dan menegosiasikan perpanjangan waktu untuk membayar hutang-hutang saya.” Tiba-tiba muncul sebuah pijakan di hadapan Gedok. “Apa ini?” tanya Gedok. “Jembatan harapan mulai terbangun. Jembatan ini terbuat dari harapan. Dan harapan akan membuat kamu tetap hidup.” Kemudian Gedok terbangun dengan masih terngiang kata “Harapan akan membuat kamu tetap hidup” di pikirannya. “Saya bermimpi, tapi mimpi itu nyata banget!” kata Gedok menutup percakapannya dengan pacarnya.


Dalam hidup kadang kita dihadapkan pada situasi yang membuat kita depresi dan sangat tertekan. Di saat seperti itu seolah tidak ada jalan keluar yang bisa ditemukan. Maka kata bunuh diri bisa terngiang di pikiran dan terdengar menjadi satu-satunya solusi. Tapi ada satu hal yang perlu kita ingat, di hadapan kita selalu terdapat berbagai potensi masa depan terbaik yang bisa kita capai dalam hidup ini. Jika saya memprogresi para klien saya ke masa depan mereka, mereka akan melihat potensi masa depan mereka begitu mengagumkan.

Dan masa depan yang dimunculkan oleh alam bawah sadar itu adalah masa depan yang sangat mungkin diraih karena itu merupakan projection dari segala potensi/talenta yang ada di dalam diri kita. Ada sebuah cerita ilustrasi di mana seorang anak perempuan remaja selalu melihat gambaran-gambaran yang tersorot dari dahi setiap orang. Anak perempuan itu kemudian menanyakan hal tersebut pada mamanya, “Ma, apa sih gambaran-gambaran yang selalu aku lihat di depan dahi setiap orang?” Jawab mamanya, “Oh, itu adalah masa depan mereka yang tercipta dari pikiran, ucapan dan tindakan mereka. Tapi nak, coba kamu lihat gambaran-gambaran yang ada di atas kepala mereka.

Itulah masa depan terbaik yang semestinya bisa mereka raih. Kamu lihat di dahi pemuda itu tersorot dia akan meninggal akibat HIV/AIDS karena kemarin dia baru saja berhubungan seksual dengan salah seorang wanita pengidap HIV+ yang dia temui di pesta. Padahal kamu lihatkan, di atas kepalanya ada gambaran dia sedang memandang gedung pencakar langit miliknya yang dia namakan sesuai namanya?”

Selalu ada potensi masa depan terbaik yang sedang terbentang di hadapan kita yaitu di lembah impian yang tercapai. Dan impian itu bisa kita capai dengan membangun jembatan harapan langkah demi langkah. Pacar saya, Gunawan, mengatakan jembatan harapan itu adalah planning yang kita buat dalam meraih goal kita. Tapi saya lebih suka menyebut jembatan itu adalah harapan-harapan yang kita buat dimulai dari posisi kita sekarang sampai ke impian terindah kita. (Bisakah Anda melihat perbedaan pola pikir kami?)

Gunawan adalah dominan otak kiri yang selalu merasionalkan segala hal dan saya adalah dominan otak kanan yang selalu mengikuti hati dan keindahan). “Apa pun boleh hilang. Asal jangan hilang harapan” (kata-kata ini saya kutip dari kartu nama seorang guru spiritual yang saya kagumi dan saya menambahkan) karena harapan membuat kita tetap hidup. www.nathaliainstitute.com

Sumber: http://www.andriewongso.com/awartikel-1273-Artikel_Tetap-Jembatan_Harapan



Pendapat saya sendiri :

menurut saya sendiri harapan adalah sesuatu yang kamu inginkan terjadi tapi kadang tidak kamu dapatkan. Sesuatu yang kamu perjuangkan tapi tidak selamanya layak kamu miliki. Sesuatu yang indah untuk kamu bawa ke dalam khayalan dan kamu harus mencubit dirimu sendiri untuk bisa bangun menghadapi kenyataan.

Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.

Bila seorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai. Pada saat seperti ini remaja banyak mengkhayal.

Pengertian Kegelisaan

Teori Dasar :
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan menipakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala; memandang jauh ke depan sambil mengepal-ngepalkan tangannya; duduk termenung sambil memegang kepalanya; duduk dengan wajah munmg atau sayu, malas bicara; dan lain-lain.
Kegelisahan menipakan salah satu elcspirsi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, behwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai.

Artikel :

Kegelisahan dan Ketakutan Manusia


Kehidupan manusia sekarang ini semakin maju, didukung dengan teknologi yang semakin memudahkan manusia dalam menjalankan aktivitas dan kehidupannya sehari-hari. Gerak manusia semakin cepat, setiap aktivitas yang dikerjakan dikontrol oleh agenda yang senantiasa dibawa serta, mereka merasa selalu diburu waktu seakan waktu 24 jam sehari tidaklah cukup. Kehidupan seakan berjalan seperti rutinitas yang senantiasa harus dilakukan untuk mencapai 'tujuan hidup', tanpa menyampingkan hal lain, seperti kesehatan dan kebutuhan spiritual, hanya terfokus pada pekerjaan dengan dipenuhi oleh pikiran kesenangan yang akan didapat di masa yang akan datang.

Di balik itu semua, secara jujur, maukah Anda mengakui bahwa Anda merasa gelisah? Apakah kadang Anda merasa takut dan susah hati menjalani hidup yang itu-itu saja? Kalau jawabannya 'ya', jangan khawatir, karena itu adalah hal yang wajar dialami oleh manusia bahkan mungkin sampai saat kematian menghampirinya.

Kegelisahan dan kesedihan merupakan suatu kejahatan kembar yang datang beriringan dan bergandengan. Mereka hidup bersama-sama di dunia ini. Jika Anda gelisah, maka Anda akan merasa susah dan sedih, begitu pun sebaliknya. Kadangkala kita berupaya untuk menghindari mereka, lari dari kenyataan, tetapi tetap saja mereka akan senantiasa hadir dalam diri kita. Kejahatan kembar ini bukan untuk dihindari, tetapi bukan berarti kita membiarkan mereka untuk mengalahkan kita. Kita harus mengatasi mereka dengan usaha kita sendiri, dengan kemantapan hati dan kesabaran, dengan pengertian benar dan kebijaksanaan.

Kegelisahan yang timbul dalam diri kita sebenarnya dibuat oleh kita sendiri, kita ciptakan mereka di dalam pikiran kita melalui ketidakmampuan ataupun kegagalan untuk mengerti bahaya perasaan keakuan dan melalui khayalan yang melambung serta kesalahan dalam menilai setiap kejadian atau benda. Hanya jika kita dapat melihat suatu kejadian atau benda dengan apa adanya, bahwa tidak ada sesuatu apa pun yang kekal di dunia ini dan bahwa keakuan kita sendiri merupakan khayalan liar yang membawa kekacauan dalam pikiran yang tidak terlatih.

Sang Buddha bersabda, "Di mana pun rasa ketakutan muncul, ia hanya akan muncul pada orang yang bodoh, tidak pada orang yang bijaksana." Ketakutan tidaklah lebih dari keadaan pikiran yang dapat menjadi subyek untuk mengendalikan dan memimpin, penyalahgunaan pikiranlah yang menghasilkan ketakutan, penggunaan yang benar akan mewujudkan harapan dan cita-cita dan dalam hal ini pikiran sepenuhnya tergantung pada diri kira sendiri.

Ada pepatah yang berbunyi, "Alam telah menganugerahi manusia untuk dapat mengendalikan seluruh isinya, kecuali satu hal, yaitu pikiran." Kenyataan ini diperkuat dengan kenyataan tambahan bahwa segala sesuatu yang diciptakan manusia dimulai dalam bentuk pikiran, hal ini menuntun kita untuk menyadari bahwa ketakutan dapat diatasi. Rasa ketakutan, kegelisahan, dan kecemasan yang tidak berlebihan merupakan naluri alamiah untuk menjaga diri, tetapi jika berlebihan akan menjadi musuh bagi manusia itu sendiri.

Seorang ahli anatomi terkemuka dari Inggris suatu ketika ditanya oleh muridnya tentang obat terbaik untuk mengatasi ketakutan, dan jawabnya adalah, "Cobalah untuk mengerjakan sesuatu untuk orang lain." Murid tersebut merasa heran atas jawaban yang diberikan, kemudian sang guru meneruskan, "Anda tidak dapat memiliki dua pikiran yang berlawanan pada waktu yang sama, salah satu pikiran akan mengusir pikiran yang lain. Jika suatu saat pikiran sedang terpusat untuk menolong orang lain tanpa mengharapkan apa pun, maka rasa ketakutan tidak akan muncul di dalam pikiran pada waktu yang sama."

Hal-hal berikut bisa kita sadari dan mungkin dilakukan untuk melatih pikiran kita agar kita tidak memberikan kesempatan kepada kejahatan kembar untuk menumpangi pikiran kita:

- Jangan bertentangan dengan hukum alam.
Hiduplah sesuai dengan hukum alam, mengikuti jalan kehidupan yang benar dan melakukan jasa-jasa dan kebaikan. Mungkin Anda adalah manusia modern yang sangat sibuk, tetapi sisihkanlah waktu Anda walaupun sedikit untuk membaca buku-buku yang bernilai. Kebiasaan ini akan memungkinkan Anda untuk melupakan kecemasan dan mengembangkan batin. Jangan lupa bahwa Anda juga merupakan makhluk beragama, sisihkan waktu untuk menunaikan kewajiban agama, seperti membaca parita suci.

- Kenalilah lingkunganmu.
Kita tidak dapat menyelami kehidupan orang lain yang sesungguhnya, seperti mengerti kehidupan orang lain yang tingkat sosial ekonominya berbeda dengan kita. Jika kita sehat, kita tidak dapat mengetahui bagaimana rasanya sakit atau cacat. Kurangnya pengalaman seperti itu membuat rasa toleransi kita kurang karena toleransi lahir hanya dari pengertian, sedangkan pengertian tidak dapat timbul tanpa adanya pengalaman. Karena itu, mendapatkan pengalaman sebanyak mungkin dari semua segi kehidupan merupakan hal yang baik dan menyadari bahwa kita tidak selalu hidup dalam keadaan mewah.

- Ketidakbahagiaan manusia.
Sang Buddha mengajarkan bahwa ketidakbahgiaan datang dari keinginan yang rendah, egois, hanya mempedulikan diri sendiri, dan jika tidak terpenuhi, maka akan menyebabkan kesusahan dan kegelisahan. Cara untuk menghindari kegelisahan itu adalah dengan menyingkirkan semua keinginan rendah yang menyebabkannya. Sesungguhnya kita bukan menikmati kesenangan tetapi dikuasai oleh kesenangan itu.

- Waktu akan menyelesaikan masalah.
Apa pun kesulitan kita, bagaimanapun beratnya, semuanya dapat diselesaikan oleh berlangsungnya waktu. Sadarilah bahwa kesulitan itu ada akhirnya, jangan menyita waktu kita hanya untuk memikirkan masalah yang berlarut-larut, lebih baik memikirkan hal lain yang lebih bermanfaat.

- Kebahagiaan dan materialisme.
Kebahagiaan tidak dapat dipenuhi hanya dengan materi, kekayaan tidak dapat dibawa serta ketika kita mati. Hal ini bukan berarti seseorang tidak boleh mencari kekayaan, tetapi jangan melekat padanya dan carilah dengan cara yang benar, jangan dengan berjudi atau menindas orang lain. Sang Buddha bersabda, "Diberkatilah mereka yang mencari nafkah tanpa merugikan orang lain."

- Kendalikan pikiran.
Pikiran manusia sangat mempengaruhi badan jasmaninya. Jika pikiran dibiarkan berfungsi tidak benar, maka pikiran tersebut dapat menyebabkan sakit pada tubuhnya, dan besar kegunaan yang dihasilkannya bila pikiran dipusatkan pada hal-hal yang benar yang berujung pada keseimbangan dan ketenangan. Sang Buddha bersabda, "Tidak ada musuh dapat mencelakakan seseorang sampai separah yang disebabkan oleh pikiran yang jahat, kejam, membenci, dan iri hati."

- Bertindaklah bijaksana.
Manusia seharusnya menyadari bilamana ia sedang lemah, atau bila ia cukup berani untuk menghadapi ketakutan, besar hati dan keras hati di dalam mempertahankan kejujuran, tetapi bersikap rendah hati dan lemah lembut di dalam kemenangan.

- Kerendahan hati.
Kerendahan hati merupakan ciri dari orang yang berbudi dan patokan untuk mempelajari perbedaan antara yang ada dan yang belum terjadi. Sang Buddha sendiri memulai kepemimpinannya dengan membuang atribut kebangsawanannya dan dalam pengungkapan atau perumpamaan yang seringkali beliau katakan tidak pernah bernada sombong.

- Jangan menyia-nyiakan waktu.
Dengan menyia-nyiakan waktu, Anda akan merugikan bukan hanya diri sendiri tetapi juga orang lain, karena waktu yang Anda miliki sama banyaknya dengan waktu yang dimiliki oleh orang lain.

- Kesabaran dan toleransi.
Bersabarlah terhadap segala sesuatunya. Kemarahan akan menuntun seseorang menuju rimba yang tidak memiliki jalan setapak untuk dilalui. Kata-kata kasar bagaikan anak panah yang ditarik dari busurnya, tidak akan dapat ditarik kembali. Tanamkan sikap toleransi karena toleransi membantu menghindari keputusan yang dibuat dengan terburu-buru.

-Balaslah kejahatan dengan kebaikan.
Jangan berpandangan sempit bahwa Anda hanya dapat belajar sesuatu dari orang yang baik pada Anda, tetapi ada banyak hal yang dapat dipelajari juga dari musuh-musuh Anda. Musuh tidak akan dapat dihindari apabila kejahatan yang mereka perbuat kita balas dengan kejahatan lagi, karena jika berbuat demikian, maka makin banyak musuh yang datang. Cara yang paling baik adalah dengan memancarkan cinta kasih dan kemurahan hati kepada mereka, jika Anda merasa bahwa Anda-lah yang bersalah jangan ragu untuk meminta maaf kepadanya, niscaya pertentangan tidak akan berlanjut.

- Memiliki cinta kasih.
Jagalah diri agar senantiasa penuh dengan simpatik, ramah, dan cinta kasih yang tulus tanpa mengharapkan balasan apapun walaupun ketika teman atau orang yang Anda cintai tidak mengacuhkan kebaikan Anda. Seseorang seharusnya tidak boleh bergantung pada orang lain untuk kebahagiaannya. "Ia yang mengharapkan kepuasan dari orang lain adalah lebih hina daripada seorang pengemis yang berlutut dan menangis untuk memohon sepotong roti demi kelangsungan hidupnya."

- Menghindari makanan dan minuman yang memabukkan.
Alkohol, obat bius, ekstasi, ganja, dan lain sebagainya hanya mengakibatkan lemahnya kesadaran dan merugikan diri sendiri dan orang lain. Sebagai makhluk hidup, kita harus dapat melatih pengendalian diri kita dan membedakan antara yang baik dan yang jahat.

- Uruslah urusanmu sendiri.
Sang Buddha bersabda, "Janganlah engkau memperhatikan kesalahan orang lain dan hal-hal yang dikerjakan maupun yang tidak dikerjakan oleh orang lain, karena engkau sendiri juga mempunyai kewajibanmu sendiri yang dilaksanakan maupun dilalaikan." Selain itu, Beliau juga bersabda, "Ia yang senantiasa mengamati kesalahan orang lain dan senantiasa lekas marah, maka kekotoran batinnya akan bertambah, ia akan jauh dari penghancuran kekotoran batin." Janganlah berhenti berbuat baik hanya karena dikritik, justru itu merupakan kesempatan baik untuk menemukan kelemahan yang tidak dapat ditemukan sendiri. Sebaliknya jika ingin mengkritik orang lain, lakukanlah dengan benar, jangan menambah musuh hanya karena mengkritik orang lain. "Tak pernah ada dan tidak akan pernah ada, sekarang pun tidak, bahwa seseorang terus-menerus dicela sepenuhnya, atau terus-menerus dipuji."

- Jangan cemas.
Rahasia kebahagiaan dan keberhasilan hidup terletak pada pelaksanaan apa yang patut untuk dilaksanakan sekarang, bukan mengkhawatirkan yang telah lalu dan yang akan datang. Jangan cemas hanya karena memikirkan masa depan dan jangan habiskan waktu hanya untuk menyesali hal yang telah berlalu.

- Tonggak keberhasilan.
Kegagalan merupakan tonggak keberhasilan, belajar dari kegagalan akan menuntun kita ke arah keberhasilan, dengan kegagalan membuat kita mudah menghargai kemenangan.

- Akhir yang damai.
Orang seringkali mengkhawatirkan kematian, padahal kematian bukanlah hal yang luar biasa untuk ditakuti, perasaan takut mati bersarang di dalam pikiran kita. Kemelekatan pada kehidupan di atas bumi merangsang ketidakwajaran dan ketakutan akan kematian. Ia akan hidup dalam ketakutan bahwa penyakit atau kecelakaan akan menghabisi hidupnya. Tidak ada orang yang dapat hidup bahagia dalam badai ketakutan seperti ini. Hal ini dapat diatasi dengan melupakan keakuan dalam memberikan pelayanan kepada orang lain dan mengembangkan cinta kasih. Laksanakan kewajiban dan tugas selama hidup dan hadapilah kematian dengan gagah berani dan penuh kedamaian, maka suatu saat Anda akan dapat mencapai keadaan tanpa kematian dan kebahagiaan nan abadi.

Jika kita senantiasa belajar bagaimana membahagiakan orang lain dan hanya mengisi pikiran dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat, maka kita akan selalu berada dalam suasana hati dan pikiran yang tentram dan bahagia. Hal ini disebabkan karena pikiran tidak mengizinkan kegelisahan, kesedihan, dan ketakutan menguasai kita, dan akhirnya bukan tidak mungkin jika kebahagiaan sejati dapat tercapai. 
Sumber :http://rannie-winoni.blogspot.com/2010/01/kegelisahan-dan-ketakutan-manusia.html




Pendapat saya sendiri:
kegelisahan merupakan rasa kekhawatiran yang ada dalam diri manusia, rasa ini disebabkan karena kurang tentramnya jiwa seseorang tersebut, atau rasa tidak tenang (tidak sabar) yang menyebabkan rasa gelisah ini mincul.
Pada hakekatnya sebab-sebab orang gelisah disebabkan karena rasa takut pada hak-haknya. Namun terlepas dari itu usaha untuk mengatasi kegelisan sangatlah perlu. Yaitu dengan dimulai dari diri kita sendiri, dengan bersikap tenang dan tidak terbawa pengaruh emosi dalam jiwa kita. Karena jiwa kita sendirilah yang dapat kita kontrol untuk terlepas dari rasa kegelisahan.